Survey awal (survey pendahuluan) terkait pekerjaan penyusunan FS (Feasibility Study) atau Kajian kelayakan Pembangunan Bendung Kali Ranjing dan Pembuatan Sudetan antara Kali Ranjing menuju ke Kali Pring Ombo (Kali Keringan).
Survey ini dikerjakan oleh 4 (empat) instansi yaitu:
1. DPUPR Kabupaten Sukoharjo, diwakili oleh: Ade Surya, Ibu Wahyuni, SE. M.Si, Ak., dan Bpk. Edhy Supriyatmo, ST.;
2. DPUPR Kabupaten Karanganyar, diwakili oleh: Bapak Joko Widodo, dan team;
3. Balai PSDA Bengawan Solo Provinsi Jawa Tengah, diwakili oleh: Bapak Bambang Eko Prihantono, Bpk. Aji, Bpk. Sumaryono, Mas Aditia, dan tim dari Sub Koordinator OP di Balai PSDA Bengawan Solo;
4. Bpk. Sukarno, selaku pengusul atau pemrakarsa.
Survey di Kali Ranjing, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar
Poin utama dari usulan Bapak Sukarno ada 2 hal yaitu:
1. Pembuatan Bendung di Kali Ranjing (lokasi di dekat Jembatan Ranjing, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar), Bendung ini harus tepat titiknya, harus pada debit terbesar airnya, dan pada lokasi dataran yang relatif landai supaya mudah aksesnya dan tidak terlalu banyak galian dan urugan tanah;
2. Pembuatan Saluran (Sudetan) dari Kali Ranjing menuju ke Kali Pring Ombo (Kali Keringan) menurut Bapak Joko Widodo Kabid SDA DPUPR Karanganyar Kali yang diberi tambahan Debit air adalah Kali Keringan di Karanganyar.
Apa alasan pembuatan Bendung dan Sudetan ini:1. Untuk menambah debit air di Kali Pring Ombo (Kali Keringan);
2. Kali Pring Ombo ini akan mengairi Daerah Irigasi (D.I.) Kwangsan dan D.I. yang lainnya di Kabupaten Sukoharjo di sebelah Barat. Nah dengan bertambahnya debit air di Kali Pring Ombo, diharapkan debit yang masuk ke D.I. semakin besar dan bisa mengairi Lahan Pertanian yang lebih luas.
Survey dan Diskusi bersama di tanggul Kali Ranjing, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.
Adapun 3 (tiga) poin utama hasil diskusi adalah:
1. Debit yang ada di Kali Ranjing cukup besar (memenuhi apabila akan disudet);
2. Kontur dan elevasi tanah tidak mendukung apabila akan dibuat sudetan dengan sistem gravitasi, karena di kiri dan kanan Kali Ranjing terdapat bukit yang cukup tinggi elevasinya;
3. Perlu pembebasan lahan yang cukup besar biayanya karena sudetan melewati perkampungan dan tanah penduduk;
4. Cost nya sangat besar sekali.
Kemudian solusi awal yang bisa dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Hydram Pump (Hydraulic ram pump) untuk membawa air dari Kali Ranjing ke atas bukit (cari yang statusnya Tanah Kas Desa), lalu di atas bukit bisa dibuat Embung (tampungan air), selanjutnya air dialirkan ke Sungai Pring Ombo;
2. Pembuatan Waduk kecil (Long Storage) di bagian hulu di Bendung Sedayu (bendung Dayu) untuk menampung air dalam jumlah besar agar bisa di alirkan ke Sungai Pring Ombo;
3. Pembuatan saluran dengan cara menge-bor Bukit dari Kali Ranjing ke Kali Pring Ombo.
Survey ke Kali Ranjing dengan Instansi terkait.
Kelemahan metode di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembuatan Hydram Pump, debit yang dihasilkan sedikit sekali, kurang baik apabila untuk sumber air Kali Pring Ombo dengan kebutuhan debit yang cukup besar;
2. Untuk Pembuatan Waduk (Long Storate) di Sedayu: Air tidak bisa sampai ke Wilayah Kabupaten Sukoharjo, karena terlalu jauh;
3. Untuk Pembuatan terowongan untuk saluran: Perlu biaya yang sangat besar bisa lebih dari 50 Milyar (kurang baik dari sisi Benefit Cost Ratio).
Contoh Bangunan Hydram Pump di Desa Wonosegoro
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Langkah tindak lanjut yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan Surat Permohonan pembuatan FS dan DED untuk pembangunan Bendungan dan Sudetan Kali Pring Ombo kepada Gubernur Jawa Tengah dan Dinas PUSDATARU Provinsi Jawa Tengah;
2. Berkonsultasi dengan Bidang KPI Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
*****
No comments:
Post a Comment