A. LATAR BELAKANG
Sumber Data:
Proposal Tanggal 25 Januari 2014 dari Ketua Gapoktan Desa Ngasinan (Slamet Siswohartono), Kepala Desa Ngasinan (Ibnu Wiyatno), dan Ketua P3A Desa Ngasinan (Slamet Siswohartono).
Kondisi Genangan:
Genangan sudah terjadi sejak sekitar 20 tahun yang lalu.
Tepatnya di areal perbatasan Desa Ngasinan, Lengking, dan Malangan selalu terendam air selama berminggu-minggu walaupun hanya hujan dengan intensitas yang tidak begitu besar.
Pada akhir Tahun 2013 Luas genangan menjadi sekitar + 51 Hektar, meliputi sawah di Desa Ngasinan, Desa Malangan, dan Desa Lengking. Yang setiap tahun bertambah bahkan sekarang wilayah Desa Puron sudah tergenang juga saat hujan turun.
Genangan utamanya terjadi di daerah perbatasan wilayah Ngasinan sebelah Barat Laut, Lengking sebelah Barat Daya, dan sebelah Timur Desa Malangan. Pada posisi itu persis pada pertemuan antara Saluran Pembuang yang berhulu di Desa Puron, Desa Kunden, dan Desa Malangan bertemu dengan Sungai (Kali) Buntung yang berhulu di Kecamatan Bulu bagian Tenggara (Desa Gentan, Desa Kedungsono, dan Desa Bulu). Pada musim hujan semua air berkumpul di daerah itu. dan sekarang menjadi petaka bagi pemilik sawah di wilayah tersebut.
Gambar Genangan Banjir Desa Ngasinan
Genangan sudah terjadi sejak sekitar 20 tahun yang lalu.
Tepatnya di areal perbatasan Desa Ngasinan, Lengking, dan Malangan selalu terendam air selama berminggu-minggu walaupun hanya hujan dengan intensitas yang tidak begitu besar.
Pada akhir Tahun 2013 Luas genangan menjadi sekitar + 51 Hektar, meliputi sawah di Desa Ngasinan, Desa Malangan, dan Desa Lengking. Yang setiap tahun bertambah bahkan sekarang wilayah Desa Puron sudah tergenang juga saat hujan turun.
Genangan utamanya terjadi di daerah perbatasan wilayah Ngasinan sebelah Barat Laut, Lengking sebelah Barat Daya, dan sebelah Timur Desa Malangan. Pada posisi itu persis pada pertemuan antara Saluran Pembuang yang berhulu di Desa Puron, Desa Kunden, dan Desa Malangan bertemu dengan Sungai (Kali) Buntung yang berhulu di Kecamatan Bulu bagian Tenggara (Desa Gentan, Desa Kedungsono, dan Desa Bulu). Pada musim hujan semua air berkumpul di daerah itu. dan sekarang menjadi petaka bagi pemilik sawah di wilayah tersebut.
Gambar Area Banjir Utama Desa Ngasinan
B. SUMBER PERMASALAHAN
Pada masa dahulu Tahun 1950 ada sungai yang berhulu di wilayah Kec. Bulu bagian Tenggara tepatnya di Desa Gentan dan Bulu Selatan.
Sungai itu bermuara di wilayah Bulu bagian Utara tepatnya di Dukuh Kedungbatang Desa Ngasinan menyatu dengan Sungai Bengawan Solo. Sungai itu merupakan Sungai alam.
Oleh para pendahulu aliran sungai itu dipangkas dan dibelokkan ke Barat tepatnya di Desa Kedungbatang ke arah perbatasan Desa Lengking dan Desa Ngasinan langsung masuk ke Dukuh Ploso Desa Lengking pada Tahun 1980an oleh para pelaku pembangunan Desa Lengking, aliran di Dukuh Ploso mulai batas Dukuh Cendini dibelokkan ke Selatan menyatu dengan saluran pembuangan dari Proyek Bengawan Solo itulah munculnya Kali Buntung.
Pada Tahun 2004 - 2005 sebelah Barat pertemuan sungai alam dengan saluran pembuangan di bangun Bendung dengan nama Bendung Cendini.
Gambar Aliran Kali Buntung
Pada masa dahulu Tahun 1950 ada sungai yang berhulu di wilayah Kec. Bulu bagian Tenggara tepatnya di Desa Gentan dan Bulu Selatan.
Sungai itu bermuara di wilayah Bulu bagian Utara tepatnya di Dukuh Kedungbatang Desa Ngasinan menyatu dengan Sungai Bengawan Solo. Sungai itu merupakan Sungai alam.
Oleh para pendahulu aliran sungai itu dipangkas dan dibelokkan ke Barat tepatnya di Desa Kedungbatang ke arah perbatasan Desa Lengking dan Desa Ngasinan langsung masuk ke Dukuh Ploso Desa Lengking pada Tahun 1980an oleh para pelaku pembangunan Desa Lengking, aliran di Dukuh Ploso mulai batas Dukuh Cendini dibelokkan ke Selatan menyatu dengan saluran pembuangan dari Proyek Bengawan Solo itulah munculnya Kali Buntung.
Pada Tahun 2004 - 2005 sebelah Barat pertemuan sungai alam dengan saluran pembuangan di bangun Bendung dengan nama Bendung Cendini.
Gambar Aliran Kali Buntung
4 Sumber permasalahan utama Banjir Desa Ngasinan, Bulu:
- Pengerukan (Pelebaran) daerah hilir lebarnya belum mampu mengalirkan atau menampung air dari hulu, jadi sedimentasi di hilir perlu diperhatikan;
- Posisi bangunan Jembatan di Cendini ketinggiannya kurang dari ketinggian muka air banjir. Di tengah jembatan terdapat 2 pilar (tiang) penyangga sehingga sampah dari alam terhambat di situ dan terjadi back water;
- Adanya bangunan Bendung Cendini di saluran pembuangan sehingga memacu penumpukan sedimen di atasnya akhirnya pada saat ini tinggi dasar sungai sama dengan lahan sawah;
- Diadakan bangunan permanen seperti dibangunnya Talud Jalan Cendini - Dungsudo juga memperparah dan memperluas genangan air.
Gambar Jembatan Cendini
Gambar Bendung Cendini
C. SOLUSI
Solusi Banjir Desa Ngasinan adalah sebagai berikut:
- Bendung Cendini bisa di bongkar, atau tetap berfungsi namun Pintu Airnya selalu diangkat saat musim penghujan. Lebih baik lagi apabila disediakan Penjaga Pintu Air;
- Jembatan Cendini Ditinggikan dan Tiang/Pilar di bawahnya dihilangkan supaya tidak menghambat aliran air dan sampah yang ada, sehingga mengatasi Back Water;
- Sudetan dari Kedungbatang ke Utara ke Sungai Bengawan Solo (Kembali ke asal sungai alam).
Gambar Sudetan
*****
No comments:
Post a Comment